Setelah lama berkibar banyak sekali persoalan - persoalan yang di hadapi oleh wadah ini. Perubahan statistik antusias pelajar pada wadah ini makin meningkat dari masa ke masa, dan hal ini terjadi tak lepas dari kepentingan kelompok maupun otoritas individual.

Lebih dari satu dekade terakhir telinga ini mendengar lantunan tegas kembali ke khittoh 54, kembali ke khittoh 54, kembali ke khittoh 54. Saat mendengar suara lantang itu seakan memberikan semangat baru dalam mengabdi untukmu dan bangsa ini. Tapi apa yang ku dengar hanyalah sebuah mimpi indah di siang hari yang tak bermakna apa - apa.

Saat melihat fakta ini saya berfikir, khittohmu masih di genggam orang yang berkepentingan atau kau yang melacurkan dirimu untuk orang tersebut? Tapi saya masih memberi waktu untuk melihat kenyataan itu. 

Engkau belum bebas dari cengkraman tangan makhluk buas kekuasaan. Dan saya lihat kamu ada pada barisan terbawahnya menjabat sebagai budak pemuas nafsu penguasa.

Komitmen yang seringkali di lantunkan dan di perintahkan bahkan di jadikan sumpah, kau khianati tanpa merasa bersalah dan berlindung pada ucapan kearifan lokal, sunggu biadab dan tak beretika sama sekali kebijakan terbijak yang paling bodoh itu.

Buta dan tuli menjadi karaktermu saat ini, kamu membiarkan kapal - kapal yang penuh dengan penumpang itu di nahkodai oleh orang yang tak jelas asal usul pengalaman dan integritasnya. Dan lagi lagi kamu berlindung dari kata kata yang sering kau jadikan alasan yaitu " karena dia semangat maka dia harus jadi nahkoda ". Apa maksud dari semua ini?

Semoga KH. Hasyim Asy'ari tidak marah dengan apa yang sudah terjadi saat ini, jika boleh meminta maka saya akan meminta tutuplah mata KH. Hasyim Asy'ari dengan satir yang sangat tebal agar tidak bisa melihat tingkah laku kami disini. Saya merasa sangat malu kepadanya atas ke murahan hatinya yang sudah membukakan pintu keselamatan untukku dan keluargaku  dengan hanya pengabdian kepada golongannya. Sungguh murah hati sekali, semoga Tuhan mengabulkan do'aku.